MAKALAH ISBD : "HUBUNGAN MANUSIA-ALAM-TUHAN"

        I.            KONSEPKEILMUAN HUMANIORA

Ilmu Budaya Dasar sebagai mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi adalah terjemahan dari istilah Basic Humanities atau pendidikan humaniora. Humanior dalam bahasa Latin berarti manusiawi. Humaniora ini menyajikan bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia lebih manusiawi.[1]
Dengan orang mempelajari humanities ini, diharapkan ia bisa menjadi manusia bisa memanusiakan manusia serta berbudaya dan halus.  Dalam hal ini ada delapa pokok konsep keilmuan humaniora, yaitu: Manusia dan Keadilan; Manusia dan Pandangan Hidup; Manusia dan Tanggungjawab Pengabdian; Manusia dan Cinta Kasih; Manusia dan Keindahan; Manusia dan Penderitaan; Manusia dan Kegelisahan; serta Manusia dan Harapan.[2]

Manusia yang menjadi subjek dalam konsep keilmuan humaniora secara filsafatis demikian sulit untuk didefinisikan. Terlebih dengan adanya konsepsi tentang manusia menurut para filsuf yang nampaknya saling bertentangan membuat manusia semakin sulit didefinisikan secara general. Bagi Plato dan Plotinus misalkan, manusia itu adalah suatu mahluk ilahi. Namun bagi Epikuros dan Lukretius sebaliknya, manusia  adalah mahluk yang berumur pendek, lahir karena kebetulan, dan akhirnya sama sekali lenyap.[3]
Ini hanyalah contoh kecilnya saja, ketika kita mencoba menarik generalisasi mengenai definisi manusia tentu saja kita akan kesulitan, karena cakupan definisi manusia sangatlah luas. Semisal ketika kita mendefinisikan manusia secara biologis, maka definisi itu akan berbeda dalam konsep manusia secara sosial ataupun manusia secara psikologis. Namun demikian, kita bisa menarik garis besar definisi manusia melalui pendekatan hubungannya dengan objek kajian lain.
Manusia sadar akan diri bersama dengan orang lain dan dengan infrahuman[4] serta dengan kuasa di luar dirinya dan alam. Tidak ada suatu dunia-“an-sich”, yang tertutup pada diri sendiri. Yang lain selalu ada untuk manusia, memiliki suatu nilai fakta yang sungguh-sungguh ada, juga memuat arti dan nilai bagi manusia. Hubungan ketersalingan manusia dengan yang lain (korelasi) ini meliputi: Hubungan Timbal Balik (yang memiliki arti; tidak bisa lepas, saling memberikan arti dan saling mengadakan); Saling Mengukur (keseimbangan, yang-lain seluruhnya (induk) dan relasi sekunder); serta  Saling Memuat (baik secara relatif maupun absolut).[5] Pada intinya dengan berbagai alasan yang mendasar manusia butuh akan adanya suatu hubungan.
Adanya kebutuhan manusia terhadap suatu hubungan ini menimbulkan beberapa pendekatan-pendekatan dalam konsep keilmuan humaniora. Maksudnya manusia sebagai subjek membutuhkan objek dalam menjalin hubungan tersebut, objek-objek hubungan manusia inilah yang bisa mendekatkan pendefinisian manusia secara lebih manusiawi.



Relasi atau hubungan kehidupan manusia secara islam terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: Manusia dengan Alam (Hablumminal’alam), Manusia dengan Manusia (Hablumminannas) dan Hubungan dengan Tuhan (Hablumminallah)[6]. Hal ini sebenarnya sangat berkaitan dengan konsep relasi atau pendekatan humaniora secara universal, atau dalam hal ini sesuai dengan adanya tiga kelompok ilmu (alamiah, sosial dan budaya) yang menjadi tiga bidang pengalaman manusia.[7]
Dari ketiga hubungan inti manusia ini, terbentuklah apa yang disebut sikap manusia. Apa itu sikap? Secara historis istilah sikap (Attitude) digunakan pertamakali oleh Herbert Spencer di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang.[8] Dengan inilah nantinya sikap dipandang merupakan faktor yang ikut menentukan perilaku. Fishbein (1980) mengelaborasi teori yang menyatakan bahwa perilaku adalah dungsi sikap. Ia menunjukkan bahwa perilaku erat kaitannya dengan niat, sedangkan niat akan ditentukan oleh sikap.[9]
Sikap adalah suatu bentuk pengaplikasian teori ke dalam praktek. Pada tahap keilmuan selanjutnya menjadikan kajian keilmuan manusia secara spesifik lagi yaitu: hubungan manusia dengan alam menjadi Naturalis (Sains); hubungan manusia dengan manusia lain menjadi Sosiologis; dan dan hubungan manusia dengan kekuatan supranatural dari luar dirinya (keTuhanan) menjadi Teologis. Dan keilmuan humaniora inilah yang menjadikan semuanya msih dalam koridor manusiawi.


-          Azwar, Saifudin. 2013. Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
-          Bakker, Anton. 2000. Antropologi Metafisik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
-          Leahy, Louis. 2001. Siapakah Manusia? Sintesis Filosofis Tentang Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
-          Sastrosupono, M. Suprihadi. Cet-1.... Ilmu Budaya Dasar. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
-          Syamsurizal. 1987. Tanya-jawab Ilmu Budaya Dasar. Yogyakarta: Nur Cahaya
-          Zamroni. 1992. Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana


Nama                    : Ilkhas Suharji (klik untuk lihat profil instagram)
NIM                      : 2018250XXX
Prodi                     : Ilmu Politik
Mata Kuliah          : Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Semester               : I (Satu) UNSIQ
Tahun                    : 2018




[1] M. Suprihadi Sastrosupono, Ilmu Budaya Dasar  (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, Cet-1), hal.11
[2] Syamsurizal, Tanya-Jawab Ilmu Budaya Dasar (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1987), hal.4
[3] Louis Leahy, Siapakah Manusia? Sintesis Filosofis tentang Manusia (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001), hal.17
[4] Anton Bakker, Antropologi Metafisik (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000), hal.35
[5] Ibid,...................hal.44-47
[6] Catatan: “Dalam hal ini penulis lebih memasukkan agama sebagai bagian dari sebuah kelompok ilmu budaya yang bersifat ritual dan sebagai perwujudan dari budaya secara ruhaniyah.”
[7] M. Suprihadi Sastrosupono,...................hal.1
[8] Dr. Saifuddin Azwar, M.A., Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal.3
[9] Dr. Zamroni, Pengantar Pengembangan Teori Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal.153-154

Comments

Popular posts from this blog

LEGENDA GUNUNG SINDORO SUMBING WONOSOBO

ASAL USUL NAMA BULAN

"PMII Sebagai Poros Gerakan Mahasiswa Aktif Progresif"